Minggu, 08 Maret 2009

Kebijakan Pemerintahan Tentang Busway

Kebijakan Pemerintahan Tentang Busway




Pemda DKI dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal sebagai Busway dengan menggunakan bis “TransJakarta” dan halte yang berada di jalur khusus. Bis TransJakarta (Tije) memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bis Tije diberikan jalur khusus yang tidak boleh dilewati kendaraan lainnya.
Pemerintah DKI Jakarta selama dua pekan pertama (15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004) mensosialisasikan sistem transportasi baru “Busway” tersebut kepada warga Jakarta dengan memberikan pelayanan bis Tije secara gratis. Mulai 1 Februari 2005, bis Tije mulai beroperasi secara komersil.
Pada Hari Kartini 21 April 2005 supir Busway perempuan mulai dipekerjakan sebagai wujud emansipasi wanita. Ditargetkan supir perempuan mencapai 30% dari jumlah supir keseluruhan.
Kendaraan Busway diharapkan sukses dan berhasil mengurangi kemacetan di Jakarta seperti keberhasilannya di Negara asalnya yaitu Bogota, Kolumbia.



TransJakarta
Bis yang digunakan sebagai bis TransJakarta adalah bis besar . Warna bis adalah merah, kuning, biru dan abu-abu sesuai koridornya dengan gambar elang dan salak di bagian eksterior. Bahan bakar yang digunakan adalah biosolar dan gas.
Bis-bis ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bis, menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat
Bis TransJakarta memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bis lain sehingga hanya dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter). Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri serta menggunakan sistem geser otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang ada di panel pengemudi.
Setiap bis dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap bis juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal, dan lain-lain.
Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela
jendela dan 3 buah pintu darurat yang bisa dibuka secara manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua tabung pemadam api di depan dan di belakang.
Untuk menjaga agar udara tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara bertahap di setiap bis telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang secara berkala akan melakukan penyemportan parfum
Prosedur dan Tata Cara Penggunaan Busway
Para penumpang harus menggunakan fasilitas penyeberangan jalan untuk menuju/ meninggalkan halte.
Membeli tiket pada tempat tempat yang telah disediakan.
Masukkan karcis didekat gerbang masuk ,jika karcis masih berlaku maka alat putar pada pintu masuk akan terbuka.
Selanjutnya memasuki ruang tunggu busway yang aman dan nyaman dimana kebersihannya senantiasa terjaga.
Antri pada tempat yang disediakan sambil menunggu kedatangan bus.
Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka.
Waktu menaikkan penumpang memadai sehingga tidak perlu berebut.
Didalam bus udara bersih dan segar diharapkan partisipasinya untuk menjaga kebersihan bus tersebut.
Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka
Penumpang dapat meninggalkan bus melewati fasilitas penyeberangan dan trotoar yang ada.

Koridor 1 (2004)

Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang tidak boleh dilewati kendaraan lainnya.
Bus Transjakarta (Tije) memulai operasinya pada 15 Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut, bus Tije diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket disubsidi oleh pemerintah daerah.
Pada saat awal beroperasi, Tranjakarta mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari bus-bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan lokasi halte, hingga lampu yang lepas.
Selama dua minggu pertama, dari 15 Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Tije memberikan pelayanan secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu, mulai 1 Februari 2005, bus Tije mulai beroperasi secara komersil.
Sejak Hari Kartini pada 21 April 2005, Transjakarta memiliki supir perempuan sebagai wujud emansipasi wanita. Pengelola menargetkan bahwa nanti jumlah pengemudi wanita mencapai 30% dari keseluruhan jumlah pengemudi. Sampai dengan bulan Mei 2006, sudah ada lebih dari 50 orang pengemudi wanita.
Koridor 2 dan 3 (2006)
Tepat 2 tahun setelah pertama kali dioperasikan, pada 15 Januari 2006 Transjakarta meluncurkan jalur koridor 2 (Pulo Gadung - Harmoni) dan 3 (Kalideres - Pasar Baru). Mulai hari minggu, tanggal 10 Februari 2008, beberapa bus Transjakarta koridor 3 mulai melalui rutenya yang baru, yaitu dari arah Kalideres setelah halte Jelambar tetap lurus melewati Jalan Kyai Tapa menuju Halte Harmoni Central Busway tidak berbelok melalui Tomang. Penggunaan jalur ini masih belum resmi karena sebagian besar bus koridor 3 masih melaui jalur Tomang, dan 2 halte busway sepanjang Jalan Kyai Tapa belum beroperasi. Sejak tanggal 10 September 2008, 2 halte tersebut (Grogol dan Sumber Waras) mulai dioperasikan secara resmi.
Koridor 4, 5, 6, dan 7 (2007)
Pada tahun 2006, dimulai pembangunan 4 koridor baru Busway, yaitu:
Pulo Gadung - Dukuh Atas (Koridor 4)
Kampung Melayu - Ancol (Koridor 5)
Ragunan - Latuharhari (Koridor 6)
Kampung Rambutan - Kampung Melayu (Koridor 7)
Sama seperti pada pembangunan koridor-koridor sebelumnya, proyek pembangunan 4 koridor ini juga mengundang reaksi negatif beberapa pihak terutama karena kemacetan parah yang disebabkannya.
Koridor 4-7 ini diresmikan penggunaannya pada Sabtu, 27 Januari 2007, oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di shelter Taman Impian Jaya Ancol. Setelah peresmiannya, keempat koridor ini baru efektif beroperasi pada tanggal 28 Januari 2007. Tidak seperti pada waktu peresmian koridor 1, tidak ada tiket gratis untuk masyarakat untuk sosialisasi di koridor-koridor ini.
Koridor 8, 9, dan 10 (2008)

Pembangunan koridor 8-10 dimulai pada bulan Agustus 2007. Ketiga koridor ini awalnya direncanakan untuk dapat beroperasi bulan Maret 2008, namun mengalami beberapa penundaan.
Rencana operasional koridor 8 awalnya ditunda hingga 14 Februari 2009, namun akhirnya mengalami penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada tanggal 9 Februari 2009, dan memasuki tahap operasional pada hari Sabtu, 21 Februari 2009. Dari 45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8, hingga tanggal 6 Februari 2009 baru tersedia 20 bus, yang memaksa BLUTJ untuk memangkas rute operasional dari Lebak Bulus - Harmoni menjadi Lebak Bulus - Daan Mogot (Halte Jelambar).
Pada hari pertama operasionalnya, koridor 8 direncanakan beroperasi pada periode 13.00-22.00 WIB
Ketiga koridor ini melayani rute:
Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8), dengan panjang 26 km.
Rute melalui Jalan Ciputat Raya, Metro Pondok Indah, Teuku Nyak Arif, Letjen Soepomo, Panjang, Daan Mogot, Raya Tomang, Gajah Mada/Hayam Wuruk.
Pinang Ranti - Pluit (Koridor 9), dengan panjang 29,9 km.
Rute melalui Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor, Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman, Latumeten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Pluit.
Cililitan - Tanjung Priok (Koridor 10), dengan panjang 19 km.
Rute melalui Jalan Mayjen Sutoyo, DI Panjaitan, Jend Ahmad Yani, Yos Sudarso, Enggano.
Tarif
Tarif Busway per-Desember 2008 adalah Rp.3.500,-. Tetapi di tahun 2009 ini tarif direncanakan akan naik lagi.
Kelebihan

1.Lalu lintas bisa lebih teratur
2.Mengurangi kemacetan
3.Fasilitas yang dimilki oleh Busway nyaman
4.Mempunyai jalur khusus untuk mempersingkat waktu perjalanan
5.Lebih aman dibandinkan bus biasa
6.Tidak berhenti di tengah jalan untuk mencari penumpang
7.Tertib
8.Bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibandingkan dengan mobil pribadi
9.Bahan bakar ramah lingkungan
10.Menghemat tenaga karena kita tidak perlu menyetir
11.Lebih murah dibandingkan naik mobil karena harga bensin yang mahal

Kekurangan
1.kurangnya bus-bus pengumpan (feeder) yang membantu melayani Transjakarta
2.Beberapa jembatan penyeberangan yang dibangun bagi penumpang Transjakarta secara berkala mengalami kerusakan, contohnya lantai jembatan yang berlubang serta tangga yang lantainya telah rusak
3.Pada jam-jam sibuk, jumlah armada yang tersedia belum sebanding dengan jumlah penumpang menyebabkan antrian panjang di halte-halte (terutama untuk koridor 2 dan 3).
4.Kriminalitas juga kerap terjadi pada jam-jam sibuk disaat bus penuh terisi sesak.
5.Halte-halte yang ada belum menyediakan sarana ventilasi udara yang layak sehingga membuat ruangan menjadi pengap ketika terdapat banyak orang yang mengantri
6.beberapa titik di jalur koridor 2, 3 dan 6 masih sering dimasuki oleh kendaraan pribadi, menyebabkan terhambatnya perjalanan bus pada jam-jam tertentu (pada kondisi tertentu, telah diberikan suatu solusi, yaitu setelah dilakukan koordinasi, bus akan mengambil jalur dari arah yang berlawanan, sementara bus-bus dari arah yang berlawanan akan melewati jalur umum)
7.Karena sering dimasuki (secara tiba-tiba) oleh pejalan kaki dan kendaraan pribadi, maka di beberapa titik di Koridor 2 dan 3 secara berkala terjadi kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta dan pejalan kaki / kendaraan pribadi
8.Seringkali pengumuman halte yang diberikan tidak sesuai dengan halte yang akan dilalui, hal ini disebabkan oleh keteledoran pengemudi yang lupa menekan tombol pengumuman pada waktunya
9.Pembuatan maupun pengoprasian TransJakarta membuat kemacetan yang luar biasa dan kadang diluar batas kewajaran,


Tanggapan: Busway sebenarnya bisa sangat efektif untuk mengatasi kemacetan kalau masyarakat tertib seperti tidak mengemudi di dalam jalur khusus Busway. Busway juga akan lebih efektif jika di setiap lokasi/ setiap jalan raya ada haltenya sehingga masyarakat bisa pergi ke mana saja dengan mudah dengan Busway karena sekarang halte Busway masih tergolong sedikit. Serta tariff Busway Rp.3.500,- tergolong mahal untuk ditumpangi oleh masyarakat menengah kebawah.

Saran:Seharusnya masyarakat mendukung keefektifitasnya busway dengan menaati peraturan yang berkaku. Busway juga akan lebih efektif bila di setiap lokasi/jalan raya dibuat halte busway agar masyaraka bisa bertransportasi dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya.Serta sebaiknya harga naik Busway di permurah agar masyarakat menengah kebawah bisa menaiki Busway tanpa beban biaya yang berat.

Tidak ada komentar: